Kenapa Ada Keinginan Bunuh Diri ? Begini Pandangan Psikolog Maria Ulfah

INGAT ! SETIAP PERMASALAHAN PASTI ADA SOLUSINYA

SEGERA HUBUNGI PSIKOLOG ANDA, DIANTARANYA MARIA ULFAH, M.PSI., PSIKOLOG, CHT. YANG MEMILIKI PENGALAMAN DALAM MENANGANI BERBAGAI KASUS ATAU KEJADIAN SERTA TIDAK JARANG MEMBERIKAN INFORMASI SEBAGAI NARASUMBER DIBERBAGAI MEDIA.

Orang yang memiliki keinginan untuk bunuh diri umumnya dipengaruhi oleh kombinasi faktor psikologis, biologis, sosial, dan lingkungan. Berikut penjelasan dari perspektif psikologi:

1. Gangguan Kesehatan Mental

  • Depresi: Perasaan putus asa, tidak berharga, dan hilangnya minat terhadap hidup sering dikaitkan dengan depresi berat.
  • Gangguan Kecemasan: Kecemasan kronis atau serangan panik dapat membuat seseorang merasa tidak mampu mengatasi penderitaan.
  • Gangguan Bipolar: Fase depresi dalam gangguan bipolar bisa memicu pikiran bunuh diri.
  • Skizofrenia: Halusinasi atau delusi mungkin mendorong tindakan impulsif.
  • PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder): Trauma yang tidak tertangani dapat menimbulkan perasaan terjebak dalam penderitaan.

2. Teori Psikologis

  • Teori Interpersonal (Thomas Joiner):
    • Thwarted Belongingness: Perasaan terisolasi atau tidak memiliki hubungan bermakna.
    • Perceived Burdensomeness: Keyakinan bahwa diri sendiri adalah beban bagi orang lain.
    • Acquired Capability: “Kebiasaan” terhadap rasa sakit atau ketakutan akan kematian akibat paparan sebelumnya (misalnya, percobaan bunuh diri sebelumnya).
  • Ketidakberdayaan dan Keputusasaan (Aaron Beck): Pandangan negatif tentang masa depan (“tidak ada harapan”) menjadi pemicu utama.

3. Faktor Stres Akut

  • Kehilangan (orang tercinta, pekerjaan, hubungan).
  • Trauma (pelecehan, kekerasan, bencana).
  • Tekanan finansial atau akademik.
  • Penyakit kronis atau rasa sakit fisik yang tak tertahankan.

4. Isolasi Sosial

  • Kurangnya dukungan sosial atau keluarga.
  • Stigma terhadap masalah mental yang menghalangi pencarian bantuan.
  • Pengalaman diskriminasi atau penolakan (misalnya, terkait orientasi seksual atau identitas gender).

5. Impulsivitas dan Penggunaan Zat

  • Alkohol atau narkoba dapat mengurangi hambatan untuk bertindak impulsif.
  • Krisis emosional mendadak (misalnya, pertengkaran) mungkin memicu keputusan spontan.

6. Faktor Biologis dan Genetik

  • Ketidakseimbangan neurotransmiter (seperti serotonin) yang terkait dengan regulasi mood.
  • Riwayat keluarga bunuh diri meningkatkan risiko karena faktor genetik dan lingkungan.

7. Distorsi Kognitif

  • Pola pikir kaku (“ini satu-satunya cara”), penyempitan perspektif, atau keyakinan bahwa kematian adalah jalan keluar dari penderitaan.

Penting untuk Diingat

Keinginan bunuh diri sering muncul dari persepsi bahwa tidak ada solusi lain, padahal sebenarnya bantuan tersedia. Intervensi dini, dukungan sosial, terapi (seperti CBT/DBT), dan pengobatan dapat mengurangi risiko. Jika Anda atau orang terdekat mengalami krisis, segera hubungi layanan darurat atau profesional kesehatan mental.

“Suicide is a permanent solution to a temporary problem.” – Phil Donahue 💛

#bundir #gangguanmental #bunuhdiri #trauma #biopolar #gangguan #insomnia

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *