Susu memang memiliki peran penting dalam mendukung tumbuh kembang anak, terutama sebagai sumber kalsium, protein, dan vitamin. Namun, penting untuk dipahami bahwa susu tidak dapat menggantikan makanan utama. Seiring pertambahan usia, anak membutuhkan lebih banyak energi dan nutrisi yang lebih beragam, seperti karbohidrat, serat, zat besi, zinc, dan vitamin dari sumber lain. Jika anak terlalu banyak mengonsumsi susu, lambungnya akan cepat terisi sehingga mengurangi nafsu makan untuk makanan padat. Hal ini berisiko menyebabkan anak kekurangan gizi seimbang dan energi yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari.
Orang tua perlu:
- Membatasi porsi susu (misal: 500–600 ml/hari untuk anak di atas 1 tahun) agar anak tetap lapar dan mau makan.
- Menawarkan makanan padat terlebih dahulu sebelum susu.
- Menyajikan menu bervariasi dengan kombinasi karbohidrat (nasi, kentang, roti), protein (ayam, ikan, telur, tempe), sayur, dan buah.
- Menciptakan lingkungan makan yang menyenangkan tanpa paksaan, sambil mengenalkan tekstur dan rasa baru secara bertahap.
- Konsultasi ke dokter atau ahli gizi jika anak sulit makan atau menunjukkan tanda kurang gizi (berat badan stagnan, lemas).
Ingat: Susu adalah pelengkap, bukan pengganti makanan. Kreativitas dan konsistensi orang tua dalam menyediakan menu bergizi sangat menentukan pola makan sehat anak.
#susu #tumbuhkembang #anak
Hubungi ke Psikolog kepercayaan anda maria Ulfah M.Psi., Psikolog, C.Ht.
