
Dalam psikologi, tahapan tes IQ (Intelligence Quotient) untuk anak bukan sekadar pemberian soal, melainkan proses asesmen menyeluruh yang bertujuan memahami potensi kognitif anak secara objektif dan komprehensif. Berikut tahapan utamanya:
1. Konsultasi Awal & Pengumpulan Informasi
- Wawancara dengan Orang Tua/Guru: Membahas riwayat perkembangan anak, perilaku, kekuatan/kelemahan, serta alasan pengujian (misal: kesulitan belajar, bakat istimewa).
- Review Dokumen: Memeriksa laporan sekolah, hasil tes sebelumnya, atau catatan medis.
- Menetapkan Tujuan: Menentukan fokus asesmen (misal: mendiagnosis gangguan belajar, mengidentifikasi potensi gifted).
2. Pemilihan Alat Tes yang Tepat
Psikolog memilih tes standar sesuai usia dan kebutuhan anak. Contoh alat tes umum:
- WISC-V (Wechsler Intelligence Scale for Children–Fifth Edition): Untuk anak 6–16 tahun, mengukur 5 area (Pemahaman Verbal, Visuospasial, Penalaran Fluida, Memori Kerja, Kecepatan Pemrosesan).
- Stanford-Binet Intelligence Scales (SB5): Untuk anak 2+ tahun, mencakup penalaran verbal/nonverbal.
- WPPSI-IV (Wechsler Preschool & Primary Scale of Intelligence): Untuk anak 2,5–7 tahun.
- Tes Nonverbal (misal: UNIT-2, Leiter-3): Untuk anak dengan gangguan bahasa atau kultural.
3. Pelaksanaan Tes
- Lingkungan Terkendali: Dilakukan di ruang tenang, bebas gangguan.
- Sesi Terstruktur:
- Instruksi Jelas: Psikolog menjelaskan tugas dengan bahasa sesuai usia anak.
- Urutan Subtes: Dimulai dari soal mudah ke sulit, kombinasi tugas lisan, visual, dan manipulatif.
- Waktu Fleksibel: Sesuaikan stamina anak (bisa beberapa sesi).
- Observasi Perilaku: Psikolog mencatat sikap anak (fokus, kecemasan, strategi penyelesaian masalah).
4. Skoring & Analisis
- Konversi Skor Mentah: Jawaban anak diubah menjadi skor standar (misal: skala IQ rata-rata = 100).
- Interpretasi Komposit:
- Skor Global (Full Scale IQ/FSIQ): Gambaran umum kecerdasan.
- Indeks Khusus (misal: Indeks Memori Kerja di WISC-V): Analisis keunggulan/kelemahan spesifik.
- Profil Kognitif: Membandingkan kekuatan vs. kelemahan (misal: verbal kuat tapi pemrosesan lambat).
5. Pelaporan & Rekomendasi
- Laporan Tertulis: Berisi skor, interpretasi, dan profil kognitif dalam bahasa mudah dipahami.
- Rekomendasi Praktis: Contoh:
- Program percepatan (akselerasi) untuk anak gifted.
- Intervensi untuk kesulitan belajar (misal: terapi wicara, metode belajar visual).
- Modifikasi kurikulum sekolah.
- Sesi Feedback dengan Orang Tua: Menjelaskan hasil, menjawab pertanyaan, dan merencanakan tindak lanjut.
6. Tindak Lanjut
- Monitoring Perkembangan: Evaluasi ulang setelah 1–2 tahun jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan Sekolah: Psikolog bisa berkoordinasi dengan guru untuk implementasi rekomendasi.
- Pendampingan Orang Tua: Memberikan strategi dukungan belajar di rumah.
Penting Diingat:
- Tes IQ Bukan Ukuran Mutlak: Kecerdasan anak dinamis dan dipengaruhi lingkungan, motivasi, dan emosi.
- Peran Psikolog Krusial: Hanya psikolog tersertifikasi yang boleh melakukan dan menginterpretasi tes IQ.
- Hindari Tes Online: Hasilnya tidak valid dan bisa menyesatkan.
- Faktor Budaya & Bahasa: Harus dipertimbangkan untuk meminimalisasi bias.

#testiq #tesiq #teskecerdasan