PERLUKAH ANAK DILAKUKAN TEST IQ
Banyak dari orang tua menanyakan segala hal tentang Test IQ (Intelligence Quotient ). Baik itu Apa Test IQ, Siapa yang melakukan kegiatan Test IQ, Kapan waktu pelaksanaan Test IQ, Mengapa dilakukannya Test IQ dan Bagaimana dilakukannya Test IQ. Serta hal yang tidak kalah penting yaitu “Apa yang didapat untuk orang tua setelah melaksanakn Test IQ.
Segala pertanyaan yang Ayah-Bunda butuhkan sekiranya dapat kami jelaskan pada tanya-jawab dibawah, yang mana hal tersebut kami simpulkan berdasar mayoritas pertanyaan yang datan kepada kami
Pertanyaan(P) dan Jawaban(J)
1. P :Apa itu IQ dan Test IQ ?
J : (bahasa Inggris: intelligence quotient, disingkat IQ) adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Intelegent quotient atau IQ ialah angka yang mana menjelaskan tingkat kecerdasan seseorang yang dibandingkan dengan sesamanya dalam satu populasi. Definisi asli dari IQ adalah mengukur kecerdasan dari anak-anak ketika: IQ adalah sebuah rasio dari umur secara mental dibagi umur secara fisik dan dikalikan dengan angka 100. Umur secara mental dihitung berdasarkan dasar dari rata-rata hasil di dalam sebuah tes yang dibagi dalam setiap kategori umur.
2. P: Siapa yang melakukan kegiatan Test IQ
J : a. Dalam hal ini umumnya terdapat 2 orang yang melakukannya yang Pertama(1st) Tester atau Psikolog dengan pengertiannya adalah seorang ahli dalam bidang praktik psikologi, bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Psikolog dapat dikategorikan ke dalam beberapa bidang tersendiri sesuai dengan cabang ilmu psikologi yang ditekuninya, misalnya Psikolog Klinis, Psikolog Pendidikan, dan Psikolog Industri. Tetapi kata “Psikolog” lebih sering digunakan untuk menyebut Psikolog Klinis, psikolog yang bergerak di bidang kesehatan mental. Psikolog di Indonesia tergabung dalam organisasi profesi bernama HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia).
Dengan kata lain seorang Psikolog telah menempuh Pendidikan Sarjana Psikologi dan dilanjutkan dengan menempuh Pendidikan Magister Psikologi (Profesi Psikolog). Serta ditambah dengan mendapatkan SIUP (Surat Ijin Praktik Psikologi) yang dikeluarkan oleh HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia)
b. Kedua (2nd) yaitu Testee (testi) adalah orang seseorang baik itu usia dini maupun dewasa yang dilakukan serta bersedia untuk melaksanakan proses Test IQ atau test lainnya sesuai dengan kebutuhan.
3. P : Kapan waktu pelaksanaan Test IQ
J : Waktu yang optimal adalah pagi hari (malam sebelumnya istirahat cukup) dan sebaiknya sarapan yang cukup sebelum dilakukan test. Serta pastikan kondisi tubuh sehat.
4. P : Mengapa dilakukannya Test IQ
J :
- Dapat mengetahui tingkat kecerdasan anak ataupun dewasa. Serta dapat membantu mencari tahu faktor prestasi anak yang tidak berkembang / terhambat.
- Melihat potensi didalam diri anak sehingga dapat dioptimalkan untuk masa depannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
- Mengetahui hambatan yang dialami anak dalam proses belajar atau beradaptasi dengan lingkungan. Dengan begitu bisa dicari solusi yang terbaik untuk memecahkan persoalannya.
- Membantu orangtua membuat rancangan masa depan anak baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dengan begitu, masa depan anak lebih terarah sesuai potensi kemampuannya.
5. P : Bagaimana dilakukannya Test IQ
J : Pemeriksaan inteligensi yang benar tidak hanya menghasilkan 1 skor IQ tunggal, melainkan kumpulan dari berbagai skor. Beberapa di antara skor IQ adalah daya tangkap, daya ingat, kemampuan konsentrasi, kemampuan analisis-sintesis, kemampuan matematika, kemampuan bahasa, dll. Tes IQ yang baik (ini rahasia: sebetulnya para psikolog lebih suka menyebutnya ‘pemeriksaan inteligensi’, bukan tes IQ) juga akan mampu mengukur sikap kerja seperti ketelitian, kecepatan kerja, ataupun sistematika kerja. Sikap kerja yang baik dapat diinterpretasikan berbagai hal, salah satunya kesiapan anak untuk bersekolah.
Pada anak-anak bermasalah, selain mendapatkan skor IQ, psikolog juga mendapatkan berbagai data lain, misalnya jenis gangguan yang mungkin dialami anak, mulai dari gangguan perkembangan sampai gangguan kepribadian. Data-data tersebut kemudian jadi bala bantuan dalam menegakkan diagnosis.
Karena banyaknya kumpulan skor, maka bisa saja dua anak yang memiliki skor IQ total yang sama, misalnya sama-sama ber-IQ 110 tapi ternyata memiliki kemampuan yang berbeda, karena skor-skor di dalamnya berbeda. Oleh karena itu sebetulnya memprediksi prestasi anak hanya dari satu skor IQ saja sangat mungkin menghasilkan prediksi yang kurang tepat.
KLASIFIKASI ANGKA KECERDASAN
70 - 79 = Tingkat IQ rendah atau keterbelakangan mental 80 - 90 = Tingkat IQ rendah yang masih dalam kategori normal (Dull Normal) 91 - 110 = Tingkat IQ normal atau rata-rata 111 - 120 = Tingkat IQ tinggi dalam kategori normal (Bright Normal) 120 - 130 = Tingkat IQ superior 131 atau lebih = Tingkat IQ sangat superior atau jenius.